Jumat, September 09, 2011

tarung derajat

Sebelum melangkah dalam materi gerakan-gerakan tarung derajat, seorang anggota terlebih dahulu diberikan arahan mengenai beberapa hal yang merupakan dasar dari semua gerakan. Mulai dari cara penghormatan, cara memanggil, posisi duduk dan cara diri, cara duduk dan cara hadap.
1. Cara pengormatan
Penghormatan dalam tarung derajat dilakukan dengan cara mengangkat kedua belah kepalan tangan didepan dada dengan posisi kemiringan 45 derajat dan dilanjutkan dengan ucapan "Box".
2. Cara memanggil
Pemanggilan dalam tarung derajat ada beberapa macam: Untuk pelatih laki-laki dan anggota laki-laki lainnya kita menggunakan panggilan Akang / Kang. Dengan pelatih perempuan dan anggota perempuan lainnya kita menggunakan panggilan Teteh / Teh. Untuk sang Guru panggilan digunakan Bapak / Sang Guru. Untuk anak perempuan bapak / Sang guru digunakan panggilan Teh Non.... dan untuk istri sang guru digunakan panggilan Indung.
3. Cara diri, posisi duduk dan cara duduk
Posisi duduk dilakukan dengan cara seperti posisi bersila, dengan posisi telapak kaki kiri diantara selangkangan dan telapak kaki kanan berada didepan posisi telapak kaki kiri dengan sikap busung dada dan penempatan dua kepalan tangan diatas lutut. Saat masih diposisi siaga dasar (Posisi kaki sejajar dengan lebar sebahu dengan kepalan tangan kebawah dengan kemiringan sekitar 45 derajat didepan pinggang) duduk dilakukan dengan melompatkan kedua kaki dengan serta merta mengambil posisi sila dengan pendaratan pisau kaki.
Ada dua cara diri yang diperkenalkan dalam tarung derajat yaitu cara diri dengan loncatan dan tanpa loncatan.
Dengan loncatan dilakukan dengan cara menghentakan tapak kaki kanan ketanah dengan posisi sila dilanjutkan dengan melompatkan diri dengan posisi melipat kedua kaki kebelakang dengan tapak kaki lurus/horizonta dengan posisi mendarat tulang kering kedua kaki.
Tanpa loncatan dilakukan dengan menepakkan kaki kanan dengan posisi masih sila, dilanjutkan dengan mengangkat tubuh yang dibarengi dengan menempatkan posisi kaki kiri kebelakang dengan kesejajaran posisi siaga dasar diikuti dengan menarik kaki kanan merapat kekiri dan kemudian dibuka kembali posisi siaga dasar.

(bersambung.....)